PESAN AL-QURAN UNTUK SASTRAWAN
Point Reward: 0
Ketersediaan: Tersedia
Tanpa Pajak: Rp68.000,00
Kata Pengantar
Segala puji bagi Allah, yang kami mintai pertolongan dan kami mintai ampunan. Kami berlindung kepada-Nya dari keburukan diri kami dan kejelekan amal kami. Barangsiapa yang diberi petunjuk oleh Allah, maka tiada seorang pun yang mampu menyesatkannya. Dan barangsiapa yang disesatkan Allah, maka tiada seorang pun yang mampu memberikan petunjuk kepadanya. Kami bersaksi bahwa tiada tuhan selain Allah ‘Azza wa Jalla yang tiada sekutu bagi-Nya. Dan kami bersaksi bahwa Muhammad Shallallahu ‘Alaihi wa Salam adalah hamba dan utusan-Nya.
Buku ini merupakan karya suntingan dengan beragam tajuk yang kami pilih dan kumpulkan. Sebagian besar berbentuk esai-esai ringan yang sudah dipublikasikan di pelbagai koran, baik nasional maupun daerah, serta majalah-majalah dan jurnal. Sebagian lain berbentuk makalah yang kami sampaikan dalam kesempatan seminar dan diskusi di tingkat nasional maupun lokal. Dan sebagian lagi berbentuk makalah ilmiah, sebagai tugas belajar di bangku program Pasca Sarjana selama kuliah di UIN Sunan Kalijaga.
Tujuan diterbitkan naskah ini, tentu sebagaimana lazimnya diterbitkan buku kumpulan esai yang lainnya, yaitu karena alasan praktis. Pertama, untuk menapak tilas sejauh mana, kegelisahan kami pada ranah sosial-budaya, agama dan estetika, saat tiba-tiba dalam suatu waktu dan momen tertentu, kerisauan kami benar-benar sudah mencekam.
Napak tilas yang kami maksud adalah, untuk mengukur sejauh mana saat itu kami menikmati momen-momen yang dengannya kami kemudian mencurahkan ide dan gagasan, baik dalam dunia akademisi maupun di luar akademisi, agar di kemudian hari kami tidak sering terpeleset, dengan mengulang-ngulang tema dan gagasan. Alasan berikutnya, tentu saja sebagai dokumen pribadi.
Judul, “Pesan al-Quran untuk Sastrawan”, yang terpilih, karena kami merasa, hampir semua kumpulan tulisan esai yang ada di dalam buku ini, sebagian besar mempunyai semangat yang sama, meskipun dalam tulisan lainnya, kami terkesan, begitu menggebu menyuguhkan wacana filsafat postmodernisme. Suguhan itu, tidak lain, lebih dimaksudkan hanya sebagai bentuk petualangan wacana dan kalau boleh kami meminta, ‘selingan’ itu, anggaplah sebagai bentuk lain dari perkembangan teks ‘kebudayaan’ abad terkini.
Harapan kami, meski naskah yang terkumpul ini sangat sederhana, tapi setidaknya bisa memberi ‘sesuatu’, pada penafsiran yang mungkin saja berbeda dan cenderung ‘lain’, baik pada pemahaman teks yang terlanjur dianggap mapan, maupun dinamika sosial budaya yang cenderung jalan tanpa kontrol, agar kodrat kita sebagai manusia, mampu terus mengembangkan diri sebagai ‘abd-u llâh sekaligus al-khalîfah fi l-‘ardl. Sebab pada dasarnya, amanat yang diemban dalam hidup ini, tidak lain, menjadi umat yang mampu menebarkan “rahmat-al li l-‘âlamîn”, meskipun dalam ruang sekecil apapun. Terakhir, kritikan dan teguran, sungguh kami harapkan datangnya dari pembaca yang budiman. Terimakasih.[]
Yogyakarta, 15 Agustus 2013
DAFTAR ISI
Pengantar — v
Daftar Isi — vii
ANTARA SASTRA DAN PESAN AGAMA — 1
Binhad Nurrohmat dan Kembalinya Unsur Sastra Jahiliyah — 3
Penyair yang Jatuh Cinta pada Nisan — 11
Maulid Nabi dan Getar Cinta Para Penyair — 17
Maulid Nabi dan Kitab Puisi — 21
Mencoba Memahami ke-Malaikatan-an Saeful Badar — 25
“Mengintip” Latar Sastra Pesantren — 31
Penyair dan Al-Quran dalam Rekaman Sejarah — 35
Pesan Al-Quran untuk Sastrawan — 41
Sastra Islami? — 45
Sastra Seks; Pragmatis atau Ideologis? — 51
Sastra Seksual dan Pembusukan Budaya — 57
Sastra Islam dan Sastra Pesantren — 61
JATI DIRI DAN IDENTIFIKASI LEWAT SENI — 69
Ketika Puisi Mengalienasi Kita — 71
Dari Shinigami; Melacak Denyut Cerpen Arab-indonesia — 75
Engkau Pergi [Ketika] Kami Belum Merdeka — 85
Ketika Jati Diri dan Karakter Bangsa Mulai Memudar — 91
Ketika Sastra Alpa dari Bangku Sekolah — 95
Membaca “Kursi yang Malas Menunggu” — 99
Mencoba Memahami Ke-aku-an Chairil — 109
Menimbang Kepenyairan Sutardji Calzoum Bachri (Scb) dari Buku Nurel: Menggugat Tanggungjawab Kepenyairan — 117
Pendidikan Sastra dan Mental Yang Sakit — 123
Puisi-puisi yang Membakar Perjuangan — 129
Sastra, Kiyai dan Pesantren — 135
Religiusitas Cinta dan Permasalahannya — 139
Sajak Melankolisme Taufik Ismail — 147
Sastra Arab dalam Karya-karya Goethe — 151
Visi Sastra dan Tantangan Dunia Cyber — 157
Pertemuan Sastra dan Pasar — 163
Penyair Tua, Penyair Muda dan Permasalahannya — 169
Perihal Tersingkirnya Puisi dari Industri Buku — 173
PROBLEM TEKSTUALITAS DAN MODERNITAS — 177
(1849-1905) 100 Tahun Muhammad Abduh — 179
Problematika Modernitas dan Demokrasi — 185
Ikhwanul Muslimin Moderat; Wajah Baru Mesir — 207
Inkulturasi Nilai Islam dalam Tradisi Padusan — 211
Kearifan Pemimpin Lokal dan Asketisme Mbah Maridjan — 215
Ketika Fungsi Agama Tenggelam — 219
Kesejajaran dan Pertentangan Sains dan Agama — 223
Menuju Kebudayaan Baru Itu Meniru Barat — 257
Militer dan Isu Global — 265
Multikulturalisme, Islam dan Cinta Suci — 269
Pergolakan Menemukan “Aku” dalam Diri — 277
Plato dan Pemimpin Pilihan Rakyat — 295
Filsafat Pragmatisme-kontemporer — 299
Revolusi Putih — 327
Roy, Renaisans dan MUI — 333
Perihal Kejumudan dan Studi Islam — 337
Sejarah Lekra vs Manikebu: Hanya Interpretasi Tunggal — 345
Membaca Pemikiran Adonis dalam Tsabit Wa Mutakhawil — 351
RUANG PUBLIK DAN NASIB HUMANIORA — 357
As Dharta dan Sedikit Harga Mati Politiknya — 359
Dunia dan Strategi Baru Pesantren — 363
Ketika Buku Bukan Lagi Ilmu — 367
Lebaran di Mesir; Sebuah Pengalaman Pribadi — 371
Melacak Hubungan Agama dan Kesenian — 375
Penguasa, Buku dan Peradaban — 381
Profesi yang Terlupakan — 385
Hanya Sebuah Karikatur — 389
Tradisi Kenduren, Kearifan Lokal, dan Identitas Budaya — 395
Daftar Pustaka — 401
Daftar Indeks — 411
Riwayat Publikasi — 423
Biografi Penulis — 427
Tulis review
Nama Anda:Review Anda: Note: HTML tidak diterjemahkan!
Rating: Jelek Bagus
Masukkan kode verifikasi berikut: